Bahasa Mandarin dalam beberapa
tahun belakangan ini menjadi sebuah fenomena tersendiri yang mempunyai peranan penting
bagi setiap orang, baik dikalangan orang dewasa maupun anak-anak. Mengingat
bahwa bahasa Mandarin merupakan bahasa Internasional kedua yang masuk ke
Indonesia. Hal ini dapat dibuktikan dengan semakin banyaknya lembaga-lembaga
pendidikan yang mengajarkan tentang bahasa Mandarin, baik lembaga formal maupun
nonformal. Mulai dari Taman Kanak-kanak hingga Perguruan Tinggi sudah diajarkan
bahasa Mandarin, baik dalam pelajaran intra sekolah maupun ekstra sekolah.
Untuk ditingkat Sekolah Dasar, pemberian pelajaran bahasa Mandarin sudah
menjadi mata pelajaran yang diujikan.
Contohnya di SD Tripusaka yang sudah
diajarkan bahasa Mandarin sejak tahun 1935 dan menjadi mata pelajaran yang
penting.
Selama ini proses pembelajaran
Bahasa Mandarin di SD TRIPUSAKA kelas 4 kebanyakan masih menggunakan paradigma
yang lama dimana guru memberikan pengetahuan kepada siswa yang pasif. Guru
mengajar dengan metode konvensional yaitu metode ceramah dimana mengharapkan
siswa duduk tenang, mendengar, mencatat dan menghafal materi yang diajarkan.
Sehingga Kegiatan Belajar Mengajar ( KBM ) menjadi monoton dan kurang menarik perhatian
siswa. Kondisi seperti itu tidak akan meningkatkan kemampuan siswa dalam
memahami mata pelajaran Bahasa Mandarin. Akibatnya nilai akhir yang dicapai siswa
tidak seperti yang diharapkan. Di kelas IV selama ini siswanya
masih kurang aktif dalam hal
bertanya dan menjawab, siswa yang yang aktif hanya 62,5 %, dan siswa yang masih
pasif dan kurang memperhatikan pelajaran 37,5 % hasil yang dicapai siswa kelas
IV sangat jauh dari memuaskan.
Berdasarkan analisis situasi atau
latar belakang diatas maka penulis berkeinginan untuk memperbaiki atau
mengadakan inovasi pembelajaran Dalam proses pembelajaran penggunaan metode
sangatlah penting. Sebagai mata pelajaran yang diunggulkan bahasa Mandarin juga
membutuhkan penanganan dan metode pembelajaran yang tepat dalam proses
pembelajaran, karena dengan pemilihan metode yang tepat maka hasil belajar yang
dicapai akan dapat maksimal. Salah satu bentuk metode dalam pengajaran bahasa
China adalah menggunakan metode STAD (
Student Team Achievement Division ). Model Pembelajaran Kooperatif tipe
STAD merupakan pendekatan Cooperative Learning
yang menekanka pada aktivitas dan interaksi diantara siswa untuk saling
memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai
prestasi yang maksimal. Guru yang menggunakan STAD mengajukan informasi
akademik baru kepada siswa setiap minggu menggunakan presentasi verbal atau
teks. Dalam pembelajaran Kooperatif yang dikembangkan oleh Robert Slavin dan
kawan-kawannya dari Universitas John Hopkins. Tipe ini dipandang sebagai yang
paling sederhana dan paling langsung dari pendekatan pembelajaran Kooperatif.
No comments:
Post a Comment